Jumat, 20 November 2009

THAIFAH MANSURAH

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah.

Banyak hal yang terjadi dan dapat dirasakan oleh umat muslim dewasa ini. perkembangan zaman yang semakin menjadikan idealisme untuk berkomitmen terhadap nilai-nilai islam semakin pudar bagi sebagian umat islam. kemajuan teknologi juga berdampak dua hal, positif dan negative. facebook contohnya, dapat membawa kepada kemaslahatan dan juga kemadharatan. sehingga umat islam dianjurkan untuk peka terhadap situasi dan kondisi yang ada, berani mengambil keputusan dengan kaidah luhur nilai-nilai islam yang tepat ketika di tabrakkan dengan permasalahan riil dalam kehidupan, terkadang masih dikesampingkan. takut akan dikatakan sebagai orang yang fundamental, asing, karena berbeda dengan adat dan budaya setempat menjadi problematika yang perlu segera dicari solusi untuk diselesaikan. memang berat bagi para perindu kehidupan secara islami dalam semua aspeknya, dari berpakaian, perkataan, pergaulan, dan tidak hanya masalah pribadi saja yang diatur, namun semua permasalahan dari buang air sampai masalah kepemimpinan semua ada landasannya. Memang inilah agama yang paling hak dan yang paling benar, dan inilah yang mestinya diyakini oleh umat muslim di antero dunia. Menjadikan islam sebagai satu-satunya system yang paling pas untuk perbaikan dan membawa kemaslahatan dalam perjalanan kehidupan.
Memang, keberadaan orang islam yang benar-benar atau berkomitmen terhadap nilai-nilai yang dikandung dalam ajaran islam itu tidaklah sebesar pemeluk agama islam secara keseluruhan. Fenomena ini menjadikan sedikitnya ajaran-ajaran islam yang belum banyak dikenal menjadi bahasan tabu atau tidak umum bagi kalangan tertentu, saehingga terkadang masyarakat yang belum mengetahui atau mengenal ajaran islam yang juga berlandaskan qur’an dan sunnah tersebut, diangganggap itu adalah ajaran baru, dan orang-orang yang membawa “ajaran baru itu” di nodai dengan bahasa-bahasa yang tidak layak bagi dirinya. Misalkan adanya sekelompok orang atau perorangan yang berjenggot, sholatnya di masjid, sering ta’lim (pengajian) mingguan maka dikatakan orang fundamentalis, atau orang islam (perkumpulan ormas islam) yang meneriakkan panji-panji jihad melawan zionis Israel, dikatakan sebagai orang radikal, tidak berperi kemanusiaan, adalagi bagi perkumpulan masyarakat islam yang mendukung disahkannya RUU APP waktu lampau diberi julukan tidak mempunyai kreativitas seni, membatasi gerak seni budaya, dan berbagai macam penamaan yang lain. Padahal, sebagai seorang muslim yang telah mengakui keislamannya semenjak di kandungan, di rahim ibu sunyi tenang yang telah mengucapkan kalimat persaksian bahwa kami menyaksikan, meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang berhak kami sembah, tiada tempat bernaung selain kepadanya, secara otomatis muslim telah melakukan ikrar janji setia untuk taat kepada perintah Allah SWT dalam hal apapun. Tidak berat sebenarnya ketika pada jiwa seorang muslim telah tertanam ruh-ruh kecintaan terhadap Allah SWT dan merindukan perjumpaan kepadaNya di surga. Maka orang-orang yang senantiasa terlibat aktif dalam mempertahankan dan menjalankan ajaran islam secara utuh sampai akhir zaman inilah yang kemudian disebut dengan thaifah manshurah
siapakah Thaifah Manshurah?
Dr. Salman Al-Audah dalam bukunya yang berjudul Thaifah Manshurah, kelompok yang dijanjikan menuliskan sekitar 18 hadits yang menerangkan tentang siapakah thaifah manshurah itu, salah satunya ialah dari hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah as-Syami berkata : “aku mendengar Muawiyah dalam khutbahnya berkata : “wahai penduduk syam, telah bercerita kepadaku dari kaum anshar. Ia berkata, ‘Syu’bah (Zaid bin Arqam) berkata, Rasulullah saw bersabda : “akan senantiasa ada diantara umatku sekelompok orang yang tampil membela kebenaran, aku sangat berharap kalian adalah mereka, wahai penduduk syam” (HR Abu Dawud ath-thaylisi dalam musnadnya, Ahmad dalam Musnadnya : IV/369, ath-Thabrani). Dan juga hadits dari Imran bin Husein ra, rasulullah saw bersabda : “akan senantiasa ada di antara umatku sekelompok orang yang berperang membela kebenaran, menang atas orang yang memusuhi mereka, sehingga orang terakhir diantara mereka memerangi al-Masih Dajjal”, diriwayatkan oleh abu dawud, al-hakim, ahmad, dll. Lantas siapakah mereka itu, dan dimanakah mereka berada. Pertanyaan yang mungkin berada dalam fikiran kita semua, oleh sebab itu perlu diketahui karakteristik thaifah manshurah itu berdasarkan hadits yang shohih. Dengan adanya dasar yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, insyaallah akan menjadi semagat baru untuk semakin menjadi bagian dari thaifah manshurah.
Nabi menyebut kelompok ini dengan nama Manshurah yang mempunyai arti bahwa kelompok inilah berhak mendapatkan pertolongan dalam bentuk apapun, moral ataupun material secara cepat atau lambat, dan inilah kelompok yang dijanjikan oleh Allah SWT yang mempunyai karakterisitik berbeda dengan yang lain. Secara global, karakteristik kelompok ini ialah :
Karakteristik thaifah manshurah
1. senantiasa membela kebenaran
mereka berpegang teguh kepada agama yang haq, agama islam, berkomitmen terhadap kebenaran, tidak pantang dan tetap tegar ketika menerima tantangan. Mereka senantiasa inhern dengan kebenaran dan senantiasa mengikutinya, dan diantara aspek kebenaran yang dipegang teguh sehingga layak disebut thaifah manshurah ialah : istiqomah dengan aqidah, komitmen dengan sunnah rasulullah dan para sahabat, serta menjauhi pebuatab bid’ah dan pelakunya. Istiqomah dengan akhlaq yang bersumber dari konsep kenabian dan para sahabat, bersih dari hal-hal yang menuju kearah kefasikan, keraguan. Istiqomah dalam berjihad dengan harta, jiwa, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Istiqomah terhadap hal-hal yang menyebabkan kemenangan.
2. senantiasa melaksanakan syariat Allah SWT
artinya, penebar sunnah kenabian ditengah masyarakat, menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran baik dengan tangan, lisan, ataupun hati, memperbaiki sistem yang meyeleweng baik dari segi politik, ekonomi, sains, ideologi, dan mereka senantisa memperbaiki manusia. Menjadi perintis maupun penerus dalam segala amal kebaikan yang bisa dikerjakan. Tidak takut akan hantaman gelombang cercaan dan cacian, tetap teguh dan kukuh untuk tetap beristiqomah di atas jalan yang benar.
3. pembaru umat dalam urusan agama
ketika ajaran-ajaran islam menjadi asing di tengah-tengah kehidupan masyarakat akhir ini, mereka berusaha untuk menghidupkan kembali. Terjadi pembaharuan ketika ajaran-ajaran islam sudah mulai dihilangkan. Dalam pembaharuan ini akan sangat berat ketika dipikul oleh satu atau dua orang saja, namun mereka bersama-sama melaksanakan dengan satu tujuan, aktivitas pembaharuan ini atas semua aspek agama dan dikerjakan secara berkelompok (berjamaah), sehingga diantara mereka mempunyai ”job” yang berbeda pula, ahli hadits, ahli fiqh, zuhud, ahli strategi, dll. Dengan adanya beberapa bidang tersebut juga tidak menutup kemungkinan hanya terjadi dalam satu tempat saja, namun di seluruh penjuru dunia mereka berpencar untuk melaksankan kegiatan itu. Tentu saja disini terjadi berbagai maacam perbedaan antara para pembaharu itu, namun tidak menjadi masalah ketika landasan ideologi qur’an dan sunnah menjadi dasar dalam melaksanakan pembaharuan, hanya metode saja yang berbeda.
4. senantiasa muncul sampai hari kiamat
ada beberapa hadits yang menerangkan sebagaimana gambaran diatas, ”mereka senantiasa tampil hingga hari kiamat”(hadits Jabir bin Abdullah), juga dari hadits al-mughirah ”mereka senantiasa muncul sampai datang kepada mereka urusan Allah dan mereka senantiasa unggul”.
5. kelompok yang sabar dan tabah
sabar dalam beragama artinya kokoh, tidak pernah berpisah, dan tidak mundur selangkah pun. Disamping itu, menolak ketaatan kapada kaum kafir dan kaum munafik uang senantiasa berusaha memalingkan mujahid dari agamanya. Gambaran inilah yang diisyaratkan rasulullah SAW untuk mentebut hari-hari setelah generasi sahabatnya dengan sebutan ”hari-hari yang penuh kesabaran”, artinya komitmennnya generasi setelah periode sahabat dengan apa yang telah dilakukan pada periode sahabat, tentang keilmuannya, perilakunya, tujuan hidupnya, tidak lepas dari tuntunan yang telah disayariatkan. Contoh sederhana tentang berlepas diri dari keaatan terhadap kaum kafir, sebagai mana dalam firmannya
Hai nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, (al-ahzab : 1), juga dijelaskan dalam firman yang lain
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.(ali-Imran 149)
Akhirnya, kelompok inilah yang memiliki keistimewaan jauh dari kelompok-kelompok lainnya, siapakah yang berani menyebut dirinya sebagai bagian dari kelompok ini berarti berani untuk mempunyai beberapa sifat dalam kelompok ini pula, namun sebagai seorang muslim tentunya tidak perlu perlu mengklaim menyebut bahwa ”kelompok sayalah yang pantas disebut sebagai thaifah manshurah, kelompok yang lain buikan”, itu merupakan klaim yang dikhawatirkan bisa mengakibatkan perpecahan umat islam. Namun yang pasti, thaifah manshurah ialah kelompok yang tugasnya untuk kepentingan umat, berusaha semaksimal mungkin dalam menghidupkan ad-din al-islam sebagai sistem yang mengatur semuannya, serta membela dan memerangi musuh-musuhnya, dan semoga kelompok-kelompok yang ada pada zaman sekarang bertujuan kepada kepentingan itu (membumikan islam) termasuk dalam thaifah manshurah. Siapkah kita??

Refersnsi : Syaikh salman bin fadh al-audah, Thaifah Manshurah, solo : jazera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar